Aku pernah menghadapi ribuan orang dan aku baik-baik saja, tetapi hanya denganmu ... aku gugup tiada terkira, padahal ini bukan yang pertama. . . Ditelepon! Bukan lagi di chat, pun tanpa bilang dulu seperti biasa kalau mau menghubungi via telepon seluler ini. Tania melirik anaknya. Eh, sudah tidur ternyata, sambil peluk buket. Kembali ke layar ponsel, Tania klik ikon hijau. Dia menerima panggilan tersebut. Benar, ini telepon dari Mars. Di tempatnya, di kamar, Mars auto terduduk dari yang semula rebahan saat teleponnya diangkat oleh Tania. Dia memangku bantal, berdebar-debar. Mars paham, dirinya sedang kasmaran. Ini sebuah perasaan yang sangat dia kenali, tidak samar lagi, tunas kecil yang dulu telah tumbuh subur di hati. "Halo ...." Lembut suara Tania mengalun. Argh! Berapa lam