Memutuskan untuk bersama bukan hanya tentang bagaimana perasaan dan masa depan. Tapi juga tentang kita yang saling menerima masa lalu. . . Tara setia menatap bayangan dirinya yang terpantul pada kaca bingkai foto pernikahan pertama, cinta pertama membuat dia yakin ingin hidup bersama Clarisa hingga ujung usia ketika mereka sudah menua dengan rambut beruban, anak-anak sudah dewasa dan memberikan mereka banyak cucu. Hidup bagai sebuah urutan berulang yang pasti di lewati setiap manusia. Semua selalu berawal dari garis waktu, di namakan pertemuan. Lalu bersama membuat cerita yang akan di kenang, dan akhirnya menjejak waktu paling tidak di inginkan datang dengan cepat oleh siapa pun, yaitu perpisahan. Clarissa lebih dulu berpulang ke pangkuan Sang Kuasa bahkan sebelum dia sempat mel