Rei semakin merapatkan tubuh pada lelaki yang sedang mendekapnya, menghirup dalam-dalam aroma keringat bercampur parfum manly khas Tara dan suara detak jantungnya membuat Rei tak ingin menjauhkan kepala yang bersandar. Sebesar apa pun dia ingin jauh dari Tara, ketika berhadapan langsung dengannya maka cukup dengan tatapan, sentuhan dan ciuman, Rei akan jadi terperdaya dan kembali menyerahkan diri. Malam ini keduanya merasa kebersamaan mereka yang berakhir di atas ranjang ada bukan hanya sekedar hasrat menggebu-gebu, tapi campur tangan dari rindu sampai Rei merasakan setiap sentuhan dan penyatuan mereka berbeda dari sebelumnya. Dalam satu selimut membungkus tubuh mereka yang saling bersentuhan langsung tanpa secarik kain menutupi. Deru napas mulai normal setelah beberapa saat melewati pun