"Kamu di mana Rei? Kendala apa?" Tara benar-benar tidak sabar. Rei bisa katakan langsung tanpa bertele-tele malah menimbulkan adrenalin jantung Tara jadi berdebar kencang, dan tangannya berkeringat. "Ban mobil saya masuk lubang—“ "Astaga! Kok bisa?" Nada suaranya meninggi, Tara tidak sadar. "Penjelasannya bisa nanti nggak? Saya butuh bantuan kamu, saya sudah telepon bengkel tapi belum ada yang datang. Saya nggak mungkin tinggalkan mobil begitu saja." Tara menghela napas, "share lokasi kamu, saya ke sana sekarang juga!" Putusnya "Nggak jauh dari butik." Jawab Rei. "Tapi, saya minta tolong kamu jelaskan ke Bunda kalau bisa jangan buat dia khawatir." Permintaan Rei selanjutnya tidak mudah, Tara yakin. "Saya nggak bisa janji, sejak tadi Bunda sudah khawatir." Tara melirik ta