159:AYRA-SHOW, DON'T TELL

1612 Kata

“Agha!” “Hmmph!” Bang Arga tergelak. “Bau ih!” “Mamama. Hmmph!” “Abang ih! Jangan diketawain!” omelku pada Bang Arga. “Mukanya lucu banget,” kekehnya yang membuatku justru kesal dan mengulurkan tangan untuk mencubit. Bisa-bisanya anak lagi ngeden malah ditertawakan. “Mamama!” “Habisin dulu eeknya. Nanti kita cebok. Oke, Agha?” “Gaga! Hmmph!” “Agha makan apa sih?” ujar Bang Arga, masih sambil tertawa. “Baunyaaa! Padahal nennya Mama kan enak. Kok hasil akhirnya gini amat aromanya?” “Abang!” Sontoloyo memang! Berselang detik, Agha pun merengek. Yang artinya, prosedur buang hajat sudah selesai dilaksanakan. Abang mengangkatnya ke kamar mandi, sementara soal membersihkan tetap aku yang melakukan. Agha yang duduk di kloset memeluk pahaku, mengajak papanya bicara dengan babbling yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN