104:ARGA-ESPLANADE DU TROCADÉRO

1401 Kata

“Ay, lihat tuh,” ujar gue, menunjuk ke suasana cakrawala. Ayra menoleh kembali ke jendela pesawat. Beberapa menit menjelang pendaratan, kota Paris menyambut kami dengan sunset sky-nya yang begitu epic. Kala pesawat meluncur menuju landasan pacu, warna-warni oranye, merah, dan ungu mulai merambat perlahan di ufuk barat. Lanskap langit nampak menawan. Awan-awan selembut kapas laksana kuas cat yang menorehkan warna di permukaan horizon. Dengan latar belakang jumantara yang seakan terbakar, siluet gedung-gedung kota Paris mulai terlihat di kejauhan, membawa kesan sebuah kota nan hidup dalam gemerlap cahaya. “MashaaAllah … cantik,” lirihnya. “Iya, cantik.” Ayra menoleh, lalu terkekeh saat menyadari titik pandang gue sepenuhnya padanya. “I Louvre you, mon amour,” sambung gue lagi. "Je t'a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN