137:AYRA-MENOLAK SENGKETA

1332 Kata

“Mau ke rumah sakit?” tanya Papa pada suamiku. “Ini Papi Ian juga ngabarin hal yang sama, Pa. Abang ngobrol sama Papi dulu.” “Loudspeaker aja, boy.” Bang Arga menurut, Papa dan Mama ikut duduk mengitari meja makan bersama kami berdua. “Maaf, Pi. Jadi nunggu lama.” “Ngga apa-apa.” “Gimana ceritanya, Pi?” “Begitu kita pergi, kata Abe mereka ribut,” jawab Papi Ian. “Mas Abe?” tanyaku. “Tadi, Papi Ian datang sama Mas Abe, jagiya. Tapi Mas Abe naik motor, biar bisa bertindak cepat misalkan ada sesuatu. Terus, Dario dan Bingwen diam-diam naruh alat penyadap,” jelas Bang Arga yang kutanggapi dengan membulatkan bibir dan mengangguk-angguk. “Apa yang diributin, Pi?” tanya Abang kemudian, kembali ke Papi. Terdengar suara Papi mendengus keras. “Wirya nanya, apa benar Danastri yang meminta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN