Aku tetap kukuh dengan pendapatku. Maksudku, jika Mama Faina dan Pak Prasid menikah, bukankah akan lebih mudah bagi keduanya? Mama leluasa merawat Buya, pun Buya akan lebih tegar menghadapi penyakitnya. Konon, cinta mampu menyemangati insan yang patah arang, terlebih jika rasa itu membawa kebahagiaan. “Menurut Ayra, mukulin orang tuh penyakit dan kebiasaan sih Abang. Kalau dari cerita Mama dan melihat sikapnya Bang Naoki, mustahil ngga sih Pak Prasid bertangan besi kayak Tama?” Logis kan? Bahkan Pak Prasid membantu banyak perempuan korban KDRT. Rasanya tak masuk akal jika beliau bisa kasar pada perempuan. “Iya sih, Dek,” tanggap Abang. “Mmm, makanya Ayra bilang better dirembug dulu. Kalau Mama kan sudah ngutarain keinginannya ke Abang … nah sebagai walinya Mama, coba Abang bicara dulu

