148:ARGA-TAMU ISTIMEWA

1810 Kata

“Kok si Wika bisa tau nomor gue?” gumam Ibu lagi. Keren banget ngga tuh mertua gue? Bahasanya masih lo gue dong! Ibu duduk di anak tangga yang mengarah ke open area di lantai satu, sementara gue lebih memilih ayunan ban. “Malu sama umur, Ga,” ujar Nina yang tengah melintas dari dapur menuju living room – sambil ngaduk-ngaduk makanan di mangkok. Buat Qia kayaknya. “Mumpung ngga ada yang mainin. Kapan lagi ya kan? Gantian mau?” “Mau, nyuapin Qia dulu sebentar.” “Gaje lo, Nin!” Nina mencengir, lalu melanjutkan langkahnya ke tujuan awal. Nyaris bertumbukan dengan Ayah yang justru menargetkan pintu samping di hadapan gue. “Kenapa Nona? Siapa yang nelpon?” Ayah melangkah mendekati Ibu, lalu duduk di samping beliau. “Om Wika, Yah.” Gue yang jawab. “Ngapain?” tanya Ayah lagi. “Dari mana

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN