Beberapa waktu yang lalu. “Kakek sakit, Bu?” tanyaku. Cukup terkejut dengan fakta bahwa keluarga Hartawan akhirnya menghubungi Ibu setelah 21-tahun berlalu. Ke mana saja mereka selama ini? “Katanya begitu,” jawab Ibu, ragu. “Need help?” sambar Papi Ian, menoleh dan menatap Ibu dari celah antara kursi kopilot dan pintu di sampingnya. “Lo curiga kan pasti?” Jangan aneh dengan pangilan lo gue antara Ibu dan Papi. Nyatanya memang keduanya tak jauh berbeda umur. Lebih tua Papi Ian malah. Ibu mengangguk. “Boleh deh, Yan.” Memang dasar pengacara, begitu dapat lampu hijau, Papi langsung mencari tau. Aku tak tau apa persisnya yang Papi Ian lakukan. Hanya saja, tak lama kemudian, Papi kembali menoleh. “Lo ngikutin nilai saham H Trade Co., Na?” “Dih, najis amat!” tanggap Ibu, ketus. “Bujug!”

