Candu yang Tak Terelakkan

2416 Kata

Zane, pria yang kini bersama Dara di kafe, menatapnya dengan ekspresi lembut. Matanya penuh dengan ketulusan, seolah di dunia ini hanya ada mereka berdua, meskipun kafe itu tetap ramai dengan pelanggan yang datang dan pergi. Pria itu bukan sosok asing dalam kehidupan Dara. Sudah dua bulan terakhir, mereka sering bertemu di kantor. Zane bekerja di divisi Creative Design and Product Development, tempat Dara menjalani magangnya. Selama itu pula, Zane selalu menunjukkan perhatian lebih, mendekatinya dengan cara yang halus tapi pasti. Dan hari ini, pria itu akhirnya mengungkapkan perasaannya. Dara mendesah pelan, mengaduk minumannya dengan sendok kecil, menatap cairan cokelat pekat di dalam cangkirnya, bukan Zane. Ini bukan pertama kalinya seorang pria menyatakan perasaan kepadanya. Sudah ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN