Keesokan harinya, di Washington DC Edward bangun dari tidurnya yang begitu nyenyak setelah penerbangan dari Italia yang memakan waktu cukup lama. Entah berapa jam dia beristirahat setelah sampai di kediamannya yang sudah beberapa hari dia tinggalkan. Yang pasti, hari tak lagi malam seperti saat dia sampai. Melainkan siang dengan panas yang begitu terik. Terlihat dari jendela kamarnya yang kali ini ber-gorden putih dan memperlihatkan suasana di luar sana. Edward mengusap wajahnya beberapa kali sebelum bangkit dari posisi tidurnya kemudian beringsut dan duduk di kepala ranjang. Dia menguap kemudian meregangkan ototnya yang terasa kaku. Pusing masih mendera dan dia seolah tak mau bangkit dari tempat tidur ini. Rasanya dia ingin bermalas-malasan sepanjang hari mengingat perjalanannya kali