"Ap-apa! Tidak perawan!!! Siapa dimaksud tidak perawan? Dita, Mama butuh penjelasan kamu!" Dengan darah yang sudah tidak bisa di turunin lagi, Vivi langsung berdiri dan mengintrogasi Dita yang sudah pucat paci. "Ya. Siapa lagi yang tidak perawan! Putrimu cuma satu. Dan itu, dia." Ujar Arka dengan penuh ketegasan sambil menunjuk Dita, membuat mata Dita langsung berkaca-kaca sambil menggelengkan kepalanya pelan karena merasa belum siap sang Mama akan mengetahui rahasia terbesarnya. "Dita, kamu liat mata Mama baik-baik. Apa kamu melihat mata Mama kecewa? Katakan dengan jujur, dan jangan buat Mama kecewa." Ucap Vivi dengan penuh ketegasan, dan terlihat sangat jelas sorot mata tajamnya, membuat Dita langsung meneteskan air matanya. Arka yang melihat Dita meneteskan air matanya langsung memba