Arga merasa Sovia sedang gelisah, dia mengerjapkan matanya,melihat Sovia yang dari tadi membolak-balikkan tubuhnya, dan belum juga memejamkan mata. Arga melihat jam di meja kecil samping ia tidur. Pukul dua dini hari, dan dari tadi Sovia belum juga memejamkan matanya, setelah dia menerima telefon dari Alesha, Sovia belum juga memejamkan matanya. “Sov, kenapa? Ada yang sakit? Apa kamu belum tidur dari tadi?” tanya Arga. “Gak tau mas, aku gak bisa tidur,” jawab Sovia. “Kamu sakit? Apa yang kamu rasakan? Perutmu sakit lagi? Atau gimana, Sov?” tanya Arga dengan perasaan khawatir. “Enggak apa-apa, Mas. Gak bisa tidur saja kok,” jawab Sovia. “Sampai jam dua dini hari kamu gak bisa tidur, tapi kamu bilang gak apa-apa? Jangan tutup-tutupi sayang? Kamu ada apa?” tanya Arga lagi. “A—aku tidak