“Jadi Kak Ibnu ke sininya dibonceng naik motor oleh Pak Ravi? Bukan naik mobil?” tanya Lusi begitu keluar rumah Dwiki dan mendapati Ravi sedang duduk di motor. Sebelum tahu kalau Ravi adalah suami Sara, mungkin Lusi akan bersemangat menyapa Ravi. Namun, berhubung kenyataannya sudah terkuak, jangankan menyapa … menoleh saja rasanya malu. Ya, Lusi benar-benar malu. “Mobil kakak, kan, dipakai sama Sara dan Kak Desy yang harus ke Puskesmas duluan,” jelas Ibnu. “Kamu ikut ke Puskesmas aja, ya. Nanti pulangnya bareng.” “Terus aku ke Puskesmasnya gimana?” tanya Lusi kemudian. “Kita boncengan naik motor aja gimana? Biar Pak Ravi sama Mas Dwi,” sarannya kemudian. “Enggak. Kakak nggak akan membiarkan mereka bersama.” Lusi mengernyit. “Loh, kenapa?” “Kamu yakin itu pertanyaan? Seharusnya kamu t