“Kamu duduk dulu, tenang dulu. Ini saya sengaja ambilkan air minum buat kamu, berharap minuman dingin dan segar ini dapat membuat amarahmu yang membara perlahan memudar,” ucap Dwiki seraya meletakkan es jeruk yang baru saja ia ambil dari dapur. “Maaf hanya ada itu karena saya nggak tahu kalau kamu bakalan ke sini,” lanjutnya seraya duduk di sofa. “Memangnya aku butuh ini?!” kesal Lusi. Tak lama kemudian, Lusi mengambil alih gelas di meja berisi es jeruk tersebut. “Ah, aku baru sadar kalau ternyata aku memang butuh,” ralat wanita itu. “Kalau begitu, minumlah.” “Bukan untuk diminum, tapi untuk begini….” Lusi berkata sambil beranjak berdiri lalu mengguyur segelas es jeruk itu ke kepala Dwiki hingga es batunya berjatuhan ke lantai. “Bukankah aku terlalu baik karena ini minuman dingin? And