Kuusap perutku yang membuncit besar, tendangan bertubi-tubi aku dapatkan dari bayiku yang bahkan tidak mau memperlihatkan jenis kelaminnya setiap kali USG, apapun jenis kelaminnya tidak masalah untukku asalkan dia tumbuh dengan sehat dan selamat karena dia adalah hartaku yang paling berharga sekarang. Di antara kejamnya skenario takdir dalam mempermainkanku hadir calon buah hatiku ini adalah sebuah berkah yang tidak terkira. Mungkin hadirnya membuatku mendapatkan cemoohan dari seluruh orang yang ada di semesta, namun bayi ini adalah alasanku tetap waras dan hidup di tengah keputusasaan seperti sekarang ini. Tendangan lembutnya yang membuat perutku bergelombang ini bukan hanya menyadarkanku dari dalamnya kemarahan dan kekecewaan, namun juga membuatku tahu jika bukan hanya aku yang marah

