Part 40: Kebenarannya

1634 Kata

Dea melangkah pergi, tak tau arah tujuannya sendiri. Gadis imut itu akhirnya duduk disalah satu halte yang tak sengaja dia lewati. Bertopang dagu dengan tatapan kosong. Dea menghela napas, mengerjap sekali. "Tch!" Decihnya antara jijik dan kesal, dadanya benar-benar meletup kesesakan. Dari semua yang dilihatnya beberapa hari ini adalah Sam yang selalu sibuk, dan Dea yang sudah rela-relain mendatangi sampai Semarang malah disuguhkan pertunjukan yang tak pernah dia duga-duga. Arini .... kenapa wanita sialan itu bisa ada disini? Berduaan dengan Sam. Pemikirannya sudah bercabang tak karuan, Dea benar-benar marah. "Kalo suka modelan ondel-ondel gitu kenapa gak pacaran aja sama dia!" Omelnya masih menggerutu. Meskipun tak bisa dipungkiri beberapa tetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. D

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN