"Swit ... swit." Terdengar suara godaan dari bibir Pak RT, ketika melihat Namira dan Dokter Alfian masih dalam posisi berpelukan. Sepasang kekasih, yang baru saja beberapa menit lalu jadian itu seketika melerai pelukan mereka. Namira sangat merasa malu sekali, dengan menundukkan kepalanya. Sementara Dokter Alfian merasa berhutang budi pada pria saat ini menjabat sebagai RT. "Pak, saya sangat berterima kasih akan kehadiran Anda di sini. Berkat Anda, saya lebih mudah mengungkapkan perasaan cinta dan niat serius saya untuk menikahi Namira," ucap Dokter Alfian, sembari mengulurkan tangannya. "Sama-sama, Nak Alfian. Ini mungkin sudah jalannya, Allah sendiri yang telah menuntun saya ke mari. Padahal sangat jarang, ke rumah warga sekadar memberikan informasi. Tapi, pagi ini seperti kaki saya