Lova segera membalikkan badan, sengaja membuat posisinya miring seraya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia malu, sangat. Sementara itu Zegan duduk di tepi ranjang, menatap Lova yang memunggunginya. “Masih sakit?” tanya Zegan seraya mengusap kepala belakang Lova. Dan hanya dengan usapan tangan besarnya itu, sekujur tubuh Lova terasa meremang. Lova menggeleng tanpa mengubah posisi. Hal itu pun membuat Zegan kesal. Padahal ia sudah khawatir tapi Lova masih saja bertingkah aneh. “Ada apa denganmu? Tatap aku,” perintah Zegan seraya menarik bahu Lova agar menghadap padanya. Namun, Lova menatap tubuhnya sekuat tenaga seakan benar-benar tak ingin bertatap muka dengan Zegan. Lova bahkan kembali menutupi kepalanya dengan selimut. Zegan mendecak. Ia pun mulai kesal. “Apa yang sebena