POV Dinda Aku melangkah cepat di torotoar samping masjid Taqwa. Sesekali, aku menoleh ke belakang dengan was-was. Sungguh ini beda banget. Biasanya, aku akan sangat senang jika bertemu dengan Mas Angga, tapi sekarang aku takut banget bertemu dengannya lagi. Takutnya nanti, dia maksa aku ikut ke rumahnya. Hiii. Aku bergidik teringat chat-nya dengan teman dokternya yang gila itu. Aku menoleh ke belakang. Aku yakin sekali Mas Angga pasti akan mengejarku. Aku yang tadinya ingin ke Candra beli camilan dan kalau melihat baju atau tas baru sekalian beli, memilih mengurungkan niat itu karena Mas Angga tau banget aku paling suka ke Candra. Maka, aku memutuskan menyeberang jalan ke kanan padahal kalau belok kiri hanya beberapa langkah saja sudah sampai Chandra. Aku merogoh saku celana lalu mengel