“Sebenarnya, aku kasihan ke abang Saka. Namun mau bagaimana lagi? Kesaksianku yang bilang kalau neng Ranti diam-diam masuk ke kontrakannya, tetap enggak mengubah keadaan. Meski karena itu juga, aku sampai diamuk!” batin Ratna yang kemudian jadi berpikir, kenapa Saka tak minggat saja? Terlebih yang Ratna tahu, Saka bekerja di perusahaan besar, dan otomatis, gaji Saka juga lumayan. “Nasibmu apek banget, Bang! Namun ketimbang kamu yang masih bisa kerja di perusahaan bagus, nasibku lebih apek karena aku masih jadi ba bu di rumah orang! Intinya, aku enggak boleh kasihan ke orang lain, sebelum diriku yang masih ba bu orang, berubah jadi majikan! Memangnya hanya orang kaya yang boleh arogan!” batin Ratna si pembantu tak mau ditindas. Saka merasa diperlakukan tidak manusiawi. Namun tiba-tiba saja