“Mama belum ditemukan, bahkan sekadar kabarnya juga belum, Ran! Di mana hati nurani kamu!” “Bisa-bisanya kamu tidur nyenyak, sementara kita enggak tahu keadaan mama seperti apa ... astaga!” Saka tersedu-sedu karena terlalu emosi. Ingin mengamuk, yang ada itu sama saja dengan KDRT. Beda cerita ketika dirinya masih dengan Shalsabila atau Tia. Kala itu, Saka tak segan kasar dan memang tega kepada Tia. Namun seiring bergulirnya waktu, Saka belajar untuk menjadi suami yang lebih baik lagi. Meski yang ada, pembelajaran yang ia jalani juga dibarengi dengan ulah semena-mena dari sang istri. “Yang salah kan kamu, Bang. Abang yang salah. Ngapain juga, Abang ngajak mama Abang yang jelas-jelas ca cat, kondangan?” Ranti terus membela diri. “Jalan saja enggak bisa, eh ini dibawa ke luar rumah bahkan