Arden telah membuka pintu kamarnya, tapi karena ia tak mendengar tanda-tanda Keyra menyusul, ia sengaja menoleh untuk memastikan. Benar saja, Keyra masih duduk selonjor di tempat tidur. Wanita itu sudah menyingkirkan selimut dari tubuh, tapi justru terlihat kebingungan, terlepas dari Keyra yang seolah takut dan tidak berani untuk sekadar menatapnya. “Katanya mau makan?” tegur Arden. Keyra yang masih menunduk, hanya sesekali melirik Arden tanpa benar-benar menatap pria itu. Takut, Keyra sungguh merasa takut kepada pria itu bahkan semua penghuni rumah keberadaannya. Yang membuat Arden bingung, kenapa Keyra justru menangis? Wanita itu terlihat sangat rapuh sekaligus tertekan. “Ini kenapa lagi, sih ...?” Arden mendesah pasrah. Sebelumnya, Arden belum pernah menghadapi wanita menangis. Ti