“Lin, apa-apaan sih, mau ke rumahmu kok mesti konfirmasi dulu ke si Pram?” gerutu Teh Retna begitu tiba di rumah. Aku tersenyum dan menuntun Teh Retna untuk duduk, sebelum memberikan penjelasan pada sepupuku ini. “Begini Teh, jadi tiga hari lalu Pram meminta security komplek untuk mengonfirmasi lebih dulu tamu yang akan berkunjung ke rumah ini.” “Kenapa Pram ngatur-ngatur begitu? Apa hak dia?” tanya Teh Retna dengan alis berkerut dalam. Nampak tidak setuju dengan ide Pram ini. “Jadi ada pria yang waktu itu ketemu di hotel tempo hari, tiga hari lalu berkunjung ke rumah ini, Teh. Si Mas Anggoro itu lho, Teh.” “Terus?” tanya Teh Retna tak sabar. “Ya, Pram dan aku juga curiga sama Mas Anggoro ini, jadi Pram buat keputusan itu akhirnya.” “Dan kamu setuju saja, begitu?” tanya Teh Retna den