Nayanika berbaring di atas ranjang pasien sambil memandangi ibunya saja. Kalau ia berbaring di arah yang sebaliknya, pasti yang ia lihat adalah laki-laki yang di sana itu. Harus jaga jarak. Tapi yang terjadi malahan sebaliknya. Habisnya, ia benar-benar tidak berdaya tadi. Tidak punya pilihan lain juga. Niatnya, hanya agar laki-laki itu memeriksa keadaan ibunya. Tetapi sekarang, ia dan ibunya lah, yang malah diurusi begini ujung-ujungnya. Sekat yang ia ciptakan sendiri. Agaknya terlalu tipis. Jadi mudah sekali hancur dan semua itu, hanyalah dalam sekejap mata. Nayanika mulai gelisah. Ia lapar. Pagi tadi, baru akan pergi sarapan, tapi karena orang yang membawa motornya datang. Ia jadi keluar untuk menemuinya dulu dan baru juga sampai di rumah lagi, ia sudah membawa adiknya untuk pergi k