Tapi Sayang Punya Orang

1358 Kata

Esok harinya. Nayanika berdiri di depan cermin kamarnya, yang tingginya dari atas kepala hingga ke pinggang. Dia angkat kaus yang melekat di tubuhnya dan menatap dirinya sendiri, melalui pantulan dari cermin tersebut. Nayanika gulung perlahan kaos oversize yang ia kenakan saat ini dan berhenti menggulung, saat sudah hampir sampai ke dadanya. Hembusan napas yang cukup panjang dia lakukan sambil memperhatikan baik-baik, perutnya yang sudah semakin besar ini. Pantas, seragam kerjanya sudah mulai sulit untuk dikancingkan. Ternyata, perutnya sudah lumayan kelihatan menonjol. Agak keras juga, saat ia coba tekan perlahan. Dahi Nayanika mengerut, ada rasa yang begitu menggelitik di dalam perutnya ini. Geli rasanya. Nayanika coba sentuh perutnya sendiri, dengan kedua telapak tangannya. Ia te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN