Gibran memperdalam ciumannya dengan Agni. Bibirnya terasa nikmat sekali hingga membuatnya tidak bisa berhenti menciumnya. Lidah mereka juga saling menjilat satu sama lain. Gibran menjauhkan wajahnya dan menatap bibir Agni yang membengkak karena ulahnya. "Om panas tubuhku terasa panas om, " Agni merasa tersiksa sekali karena rasa panasnya tidak kunjung mereda. "Apa kamu tidak keberatan aku menyentuhmu? setelah malam ini kita lupakan yang telah terjadi diantara kita, " tanya Gibran meminta persetujuannya. Agni mengangguk, " Iya om, tolong aku. Aku sudah tidak kuat lagi. " "Baiklah kalau begitu, " Gibran membuka gaun milik Agni hingga menyisakan dalaman dan bra nya yang berwarna merah menyala. Bukit kembar milik Agni cukup besar dan kenyal, berbeda dengan milik istrinya yang besar t