Agni dibawa Arsen masuk ke dalam apartemennya. Keberaniannya tiba-tiba menghilang begitu saja dan merasa takut di dalam hatinya. Tapi tidak ada jalan baginya untuk kembali lagi. "Kenapa kamu hanya diam saja? kemarilah, " perintah Arsen menyadarkan lamunannya. Agni menelan ludahnya kasar, dia berjalan mendekati Arsen dengan langkah ragu-ragu. Arsen menarik tangannya hingga tubuh mereka saling menghimpit satu sama lain. Aroma maskulin pria itu sungguh memabukkan.Garis rahangnya juga begitu tegas, jambangnya juga terasa tajam saat bersentuhan dengan kulit pipinya, dan cela bibirnya juga terlihat err seksi sekali. Lalu mata birunya yang menawan seakan menghipnotisnya hingga jatuh ke dalam muaranya dan tenggelam tanpa bisa keluar ke dasarnya lagi. Pesona seorang Arsen sungguh sangat mengesa