"Jangan oppa sakit!! " Aruna merasakan benda tumpul itu bergerak masuk membela bibir kewanitaannya yang sudah basah. "Stttt tahan sebentar, " Lee merasakan ujung keperkasaannya terjepit disana, dia mendorong pinggulnya sedikit demi sedikit sampai ada sesuatu yang menghalanginya. Apakah itu adalah selaput daranya Aruna? "Ahkk!!! sakit hiks hiks oppa! " tangis Aruna sambil mencakar punggung Lee hingga berdarah. Lee meringis namun dia masih bisa menahannya. Dia tidak bisa kembali lagi, saat ini dia menginginkan Aruna menjadi miliknya. Dibungkamnya bibir gadis itu sambil terus mendorong pinggulnya. Mata Aruna melotot saat merasakan sesuatu terkoyak dibawah sana. Teriakannya teredam di dalam ciuman mereka. Air matanya mengalir membasahi pipinya. Lee sama sekali belum bergerak, menikmati d