Kaisar menarik napas seolah dirinya ikut menahan sakit. Semakin erat cengkeraman tangan Kristal pada lengannya, semakin wanita itu mendesis kesakitan maka akan semakin menderita pula dirinya. "Sabar, Sayang. Sebentar lagi kita sampai di rumah sakit." "Ya Tuhan. Kai, sakit." Kristal terus mendesis. Kaisar tak tahu harus berkata apa untuk menghibur istrinya karena ia tahu bukan itu yang Kristal butuhkan saat ini. Melihat Kristal mengalami banyak kesulitan semenjak pertama hamil saja sudah membuatnya trenyuh, apalagi saat dihadapkan dengan situasi seperti ini. Perjuangan seorang wanita demi mendapat gelar mulia sebagai ibu, penuh derita, kesakitan berdarah-darah hingga mempertaruhkan nyawa. Sejak awal Kaisar ingin istrinya melahirkan secara caesar saja, tapi Kristal menolak dengan alasa

