Netra dua insan itu saling bertemu. Kaisar mengunci wanita itu dengan pandangannya hingga sesaat kemudian Kristal membuang muka dan bergegas bangkit dari sana. "Kita perlu bicara, Kris." Langkah Kristal terhenti, Kaisar mencekal tangannya, menuntun pandangannya pada pria itu. Tatapan itu tentu tak bisa Kaisar lupakan. Tatapan penuh luka sebelum Kristal meninggalkannya di balkon malam itu. Perlahan pegangan tangan Kaisar mengendur, Kristal kembali mengayunkan kakinya dan seolah tak terjadi apa-apa sebelumnya, wanita itu merebahkan diri begitu saja. 'Aku sungguh tidak mengerti dengan pria ini. Dia yang menculikku, merenggut hartaku yang paling berharga, merampas kebebasanku. Dia juga yang menahanku di sini, lalu memberikan tuduhan menyakitkan, tapi bukannya membiarkan aku pergi dia malah