Pintu diketuk, tak lama setelahnya daun pintu bercat putih itu terkuak lebar seiring dengan munculnya sesosok pria. "Mm ... Maaf Tuan, saya ..." Romy berniat kembali meninggalkan ruangan tersebut. Kedatangannya ke sana bukanlah di waktu yang tepat melihat posisi sepasang suami istri itu sangat dekat dan terlihat intim. "Tunggu Rom," cegah Kaisar. Pria itu mengelus dadaa karena akhirnya terselamatkan dari cecaran Kristal. Ia bisa mengalihkan perhatian istrinya sambil mencari jawaban yang pas untuk pertanyaan wanita itu, nanti. "Ya Tuan?" Romy mengurungkan langkahnya, menjawab tuannya tanpa menoleh karena merasa tak sopan melihat sepasang suami istri meski keduanya tidak sedang melakukan adegan dewasa. "Apa yang membuatmu ke mari?" "Ini soal ..." "Ada yang penting?" Kaisar menyambar uc