“Nindi, tunggu!” Kenan meraih tangan Anindira lalu mencekalnya. “Kenan, kau apa-apaan sih? Lepaskan!” Anindira menahan suaranya agar tidak berteriak, kemudian melihat-lihat sekitarnya memastikan tidak ada pengunjung restoran lain yang memperhatikan mereka. Tanpa kata, Kenan menarik tangan Anindira dan memaksa wanita itu mengikuti langkahnya. Ia sudah dibutakan rasa kesal yang meraja hingga tak lagi memedulikan sekitarnya dan terus menarik Anindira hingga ke halaman parkir. “Dasar sinting! Kenan, lepaskan aku!” Anindira berusaha menepis cekalan tangan Kenan. Kenan membuka kunci mobil dengan menekan tombol dari pengendali jarak jauh yang ada di tangan kirinya, sementara tangan kanannya masih mencekal erat pergelangan tangan Anindira. “Masuk,” pinta Kenan ketika ia baru saja membuka pin