Kemanakah kasih sayang dan sikap lembutnya yang selama ini diberikan Brata pada Bianca? Sudah lenyapkah? Entahlah pergi kemana, tapi malam ini pria itu tidak menyesal telah membentak dan mengusir wanita yang sejak dulu dia cintai dan diagung-agungkan sampai Bianca menitikkan air mata. Arya yang menjadi saksi saja juga tercengang, tapi batinnya ingin bertepuk tangan melihat ketegasan bosnya malam ini. “Arya, buatkan saya teh hangat dan belikan roti sandwich di coffe shop bawah,” pinta Brata sembari menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa dengan tarikan napas lelahnya. “Baik Pak, kalau begitu mohon tunggu sebentar,” pinta Arya, dia bergegas membuatkan teh hangat terlebih dahulu, setelahnya baru turun ke coffe shop. Brata dalam duduknya hanya bisa menatap menerawang, sesekali tersenyum getir ji