Bab 23. Kehamilan simpatik

1220 Kata

Secerewet apa pun Mama Winda pada anak dan menantunya, tetap menjadi mama yang terbaik buat Brata. Biarlah Bianca saat ini sedang merajuk karena ditegur oleh Mama Winda di kamar, tapi saat ini justru Mama Winda yang mengurus Brata bukan Bianca. Pria bertubuh tegap itu kini diminta duduk di ruang tengah dan mulai menyesap air jahe hangat yang dibawa sama Akmal sedikit demi sedikit. Entah kenapa sore ini perutnya sangat mual, biasanya bisa dia kendalikan. “Sebentar lagi Dokter Rio akan ke sini buat periksa kondisi kamu,” ucap Mama Winda usai menghubungi dokter pribadi, lalu ikut duduk bersama di ruang tengah. “Makasih Mah,” jawab Brata agak lemas, seperti tak ada daya. Sesaat dia bisa menahan rasa mualnya, tidak seperti tadi yang mau tidak mau dia mengeluarkan isi perutnya. “Tadi siang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN