Brata masih berlutut di samping Fira duduk, dan netra wanita hamil itu sudah menitikkan air mata, perasaannya benar-benar speechless, tidak mampu berkata apa pun, padahal dia sendiri yang meminta Brata melamarnya secara romantis, akan tetapi pikiran dia tidak secepat ini terjadi. Lihatlah begitu romantisnya suasana di ruang VIP, alunan lagu Endless love masih terdengar bak soundtrack yang mengiring acara lamaran dadakan tersebut. Sementara itu Arya, Erika, Bik Dewi beserta kedua orang tua Brata yang baru tiba di sana turut menyaksikan dengan debaran jantung begitu cepat, harap-harap cemas. Brata masih mendongakkan wajahnya menatap penuh pengharapan yang sangat luar biasa. “Aku memang bukan pria yang sempurna, pernah melakukan kesalahan yang fatal. Namun, setidaknya aku ingin menjadi pr