Fira bergegas mengambil tas kerjanya terlebih dahulu, sedangkan tas laptopnya terpaksa dia tinggalkan karena Mama Winda menyuruh dirinya untuk cepat, apalagi Brata sudah berteriak pada mamanya. Akmal hanya bisa terdiam bagaikan patung, tidak bisa melakukan apa pun ketimbang nanti jadi masalah. Akhirnya Mama Winda dan Fira meninggalkan Brata, tinggallah pria itu berteriak sendiri dan menjambak rambutnya frustrasi. “Argh! Kenapa juga mama bawa Nadira segala!” Brata kesal kemudian meraup wajahnya dengan gusar, setelah itu melayangkan pandangannya pada Akmal. “Pak Akmal kenapa bisa ajak mama ke sini?” tanya Brata agak meninggi. “Maaf Tuan waktu saya mau pergi gak sengaja papasan dengan Nyonya Winda jadi beliau minta ikut ke sini,” jawab Akmal sangat hati-hati karena wajah Brata terlihat ti