Brata berusaha mendekati Fira yang kini terlihat bersiap-siap dengan tas kerja dan tas laptopnya, dan wanita itu jelas mengabaikan panggilan pria tersebut. Arya yang ada di antara mereka berdua hanya bisa melihat tanpa ikut campur. “Nadira, kenapa kamu diamkan aku! Kalau marah bilang sama aku!” tegur Brata ketika dirinya sudah tidak berjarak dengan wanita itu. Fira menyampirkan tasnya ke bahu, barulah dia menolehkan wajahnya. “Beristirahatlah Tuan, jangan pedulikan akan sikapku, fokus pada kesehatan Tuan biar cepat sembuh. InsyaAllah besok aku akan kembali ke sini untuk bekerja, aku pamit pulang dulu, mari Pak Arya,” pamit Fira sembari menatap Arya, lalu bergegas melangkah mundur menuju pintu. Brata langsung mencekal pergelangan tangan Fira, di benaknya ada rasa tidak rela ditinggal per