POV Kelvin Sosok itu berdiri di depan gue. Jarak kami berdua hanya terpaut sekitar dua meter saja. Langkah gue hampir surut. Rasanya gue kepengen balik lagi ke sel saja. Gue sebal mengingat betapa tadi Petugas hanya berkata bahwa ada yang menunggu gue. Ya gue pikir kan Mas Anton dong. Tapi kenapa bukan? Kepala gue langsung langsung tertunduk. Rasanya malu sekali harus menghadapi Sosok ini dalam keadaan gue yang amat sangat buruk begini. Rasanya gue sedang menunjukkan betapa semua yang diucapkan sama Sosok itu ke gue, tentang betapa nggak bergunanya gue, betapa lemahnya gue, betapa nggak bertanggung jawabnya gue, benar-benar terbukti. Gue hampir membalikkan badan gue saat Sosok itu memanggil gue, “Kelvin!” Nggak ada nada kemarahan di dalam suaranya. Nggak ada nada merend