POV Rheinatta Aku bangkit dari sofa dan meninggalkan telepon genggamku di sana. Rasanya aku memang sudah tak berminat untuk berdekatan dengan benda kecil itu untuk sementara waktu. Aku perlu menenangkan diri, masuk ke ‘goa’ku sendiri, yakni kamarku. Aku membaringkan diri dan mencoba untuk memejamkan mata. Namun semakin aku mencobanya, ternyata harapanku untuk terlelap barang sejenak malahan semakin jauh dari harapanku. Yang datang kemudian justru rasa yang sangat aku benci. Aku merasa kesepian. Sendirian. Tidak punya pegangan. Tidak punya Seseorang untuk berbagi. Tidak punya rencana untuk aku eksekusi. Bahkan yang lebih parah, tidak ada kesibukan untuk aku lakukan demi dapat membunuh semua perasaan negatif yang mengepungku tanpa belas kasih itu. Kata-kata makian yang membanjiri aku