Pertemuan (2)

1903 Kata

POV Rheinatta Alangkah tak terduga kalimat yang meluncur lancar dari celah bibir Kelvin ini. Hampir saja aku tergoda untuk menyangsikan pendengaranku dan berpikir bisa jadi aku salah dengar dan sedikit berkhayal lantaran belakangan ini sesekali pikiranku melayang kepadanya, tanpa dapat aku kendalikan. Walau memang, kadang meski aku merasa aku dapat mengendalikan pikiranku, aku tak sungguh-sungguh menghalau bayangnya serta kenangan masa lalu kami. Jujur saja, aku malahan menikmatinya. Eh! Itu aku. Bagaimana dengan dia? Bisa saja kan, ‘perasaanku’ bertepuk sebelah tangan? Pemikiran ini mengusik tiba-tiba, menuntunku untuk mencermati paras Sosok yang pernah menjadi bagian penting di satu masa dalam hidupku ini. Dan kala aku melihat sekilas keseriusan yang tampak di ratu wajah Kelvin,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN