"Kalian pulang bareng?" tanya Jani dengan senang. Karena setahunya Katar selalu benci pada putrinya itu. Dan tidak ada dikamus Katar berbuat baik pada Dara. Sekalipun itu hanya sekadar tatapan. Tapi kali ini, Katar bahkan mengajak gadis itu pulang bersama. Tentu saja hal itu adalah sebuah kemajuan yang patut Jani syukuri. "Iya, mah." Dara mencium punggung tangan sang mamah. Sedangkan Katar, ia langsung pergi setelah mencium punggung tangan sang mamah. Jani menggandeng Dara. "Kamu mau makan? mamah udah masak enak." mengajak gadis itu masuk ke dalam rumah. Di mana di sana ada Andi yang sedang bekerja di meja tamu. "Kamu kebiasaan suka membawa kerjaan ke rumah deh, sayang." ungkap Jani. Yang ditanggapi Andi dengan senyuman lembut dan ciuman di pipinya. "Bentat lagi kelar. Mah." ujarnya. Ja