Juna
Aku merenggangkan otot-ototku yang tiba-tiba terasa kaku akibat terlalu lama duduk. Bunyi ‘krek’ terdengar ketika aku memutar pelan leherku. Seharian ini cukup menguras tenaga karena banyak hal yang harus aku kerjakan. Meski malam semakin larut, aku masih setia duduk di depan komputer sementara Abil sudah tidur sejak satu jam yang lalu.
“Argh! Capeknya!” aku menguap panjang, sebelum mematikan komputer dan berniat untuk menyusul Abil di kamar.
“Papa!” Aku segera menoleh ketika tiba-tiba mendengar suara Danish memanggilku.
“Loh, Sayang, kok bangun?” Aku setengah berlari menghampiri Danish yang berdiri di depan pintu dengan mata sayu menahan kantuk.
“Mau pipis, Pa. Temenin...” Suara Danish terdengar pelan.
“Bentar ya, Papa beresin ini dulu.” Danish mengangguk
