“Pagi sayang.” Sapa Arven begitu keluar dari kamar. Kali ini Arven bangun lebih siang dari pada biasanya. Sedangkan Amanda sudah rapi dan sudah selesai masak juga. Wanita itu sedang memasukkan makanan ke dalam kotak bekal. Seperti biasa Amanda tidak menjawab sapaan Arven. “Kamu kenapa bawa bekal sampai dua gitu?” Tanya Arven bingung. “Buat akulah.” Jawab Amanda ketus. “Nggak mungkin kamu makan dua-duanya, satu lagi mau kamu kasih sama siapa?” Tanya Arven tak suka, Amanda menatap Arven kesal. “Terserah aku mau kasih sama siapa, tapi yang pasti sama orang yang selalu menghargai apa yang aku buat dan dia nggak pernah nyakiti aku!” Jawab Amanda dengan sarkas membuat Arven bungkam, baru pagi saja keduanya sudah bertengkar. Arven menarik napas dalam-dalam lalu dikeluarkannya, ia menahan diri