Di dalam ruangan dimana Raina sedang dirawat. Rey berjalan pelan mendekati ranjang Raina. Pria itu duduk di sebelah Raina. Wajah Raina terlihat begitu pucat, Raina mengukir senyum begitu melihat Rey tinggal di sana untuk menemaninya.
“Syukurlah kamu sudah siuman,” Rey menggenggam telapak tangan Raina. “Mulai sekarang, aku akan lebih sering datang ke klinik. Jangan protes, please!” Rey meremas telapak tangan Raina, ditatapnya lekat-lekat kedua mata wanita itu.
Raina mengangguk pelan. “Terima kasih, Rey..”
“Hem.” Rey membalas senyum Raina dengan tatapan sedih.
Tak lama kemudian ibu Raina masuk ke dalam ruangan. Rey segera berdiri dari kursinya begitu melihat Nyonya Jenie di sana.
“Raina! Putriku sayang..!” Wanita itu segera menghambur memeluk Raina.
“Raina, aku keluar dulu.” Pamit
