Raina masih menatap ke arah pintu, Rey merasa kesal dengan sikap Raina. “Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu? Kamu tidak rela dia pergi karena kedatanganku di sini?” Tanyanya seraya menghenyakkan tubuhnya di sofa. Raina hanya mengangkat kedua tangannya, berikutnya wanita itu melipat kedua tangannya tanpa mengucapkan sepatah kata pada Rey. Kedatangan Rey ke klinik selalu memiliki alasan, jadi dia memilih diam dan menunggu Rey mengatakannya. “Aku datang untuk mengajakmu makan siang, Raina.” Ucapnya pada Raina. Raina menganggukkan kepalanya lalu berjalan keluar dari dalam ruangan kerjanya, Rey mengikuti Raina dari belakang. “Kamu marah padaku?” Tanya Rey sambil berjalan dengan setengah berlari untuk mengimbangi langkah kaki Raina di sebelahnya. “Tidak ada alasan untuk marah padamu, R

