“Aku akan memikirkannya, Rey.” Sahut Raina sambil menatap kedua mata Rey Antoni.
“Aku sangat tidak sabar Raina, aku ingin menggenggam jemarimu sambil berjalan di atas altar.”
Raina hanya mengerjapkan kelopak matanya. Wanita itu tidak menyahut, pada detik berikutnya Raina memungut bajunya dan kembali memakainya. Dia tidak bicara apa-apa. Rey menatap punggung Raina dengan frustasi. Rey tidak bisa memaksanya seperti kemarin. Dengan malas Rey kembali memakai bajunya, pria itu tidak merapikan dasinya juga tidak memakai kembali jasnya. Rey duduk di sofa seraya menyulut rokoknya, Raina langsung memutar tubuhnya mendengar suara pemantik.
“Rey, aku akan kembali ke klinik!” Pamitnya.
Rey hanya menatap Raina sekilas lalu kembali mengepulkan asap rokoknya. Raina mengambil tasnya lalu berjalan pe
