Hari-hari Mika sepi tanpa Keenan. Ia hidup, tapi jiwanya hampa. Regan sudah akan kembali masuk kerja. Karena sudah lamanya ia mengambil cuti. Mika masih di rumah ayah bunda. Sebelum berangkat kerja, seperti biasa, Regan akan memberi nasihat-nasihat untuk istrinya. "Jangan melamun terus, Sayang. Keenan pasti baik-baik aja," ucap Regan memeluk tubuh istrinya dari samping. Istrinya duduk menyandar di sofa balkon kamar. Mika hanya diam, ia enggan hanya sekedar bersuara. "Mas kerja dulu ya, jangan lupa nanti makan siang. Jangan keluar rumah sendiri. Atau mas akan kurung kamu di sini," ancam Regan dengan terkekeh pelan. "Jangan nganceman jadi orang, cemen!" tukas Mika. Regan tersenyum, setidaknya Mika sudah mau berbicara. "Baiklah, baik-baik di rumah, ya. Mas pergi dulu." Regan mengulurkan

