Theo masih tersenyum di depan Wina. Membuat Wina semakin muak melihat senyuman Theo.
Apalagi yang dipikirkan olehnya?
"Wina, aku punya rencana yang bagus untukmu. Maksudku ini untuk kebaikan kita berdua," ujar Theo.
Wina melipat tangan di depan d**a, dengan kening yang berlipat.
"Rencana apa? Apa kamu mengenal Casia?"
"Kenal baik."
Wina malah memukul kepala Theo. Menyangka pria itu membual tanpa bukti juga alasan yang jelas. Menurutnya tak mungkin pria seperti Theo sampai mengenal Casia. Jujur, saja dia tak percaya dengan bualan Theo.
"Aku sibuk, aku harus segera kembali. Atau mungkin aku akan dipecat dari pekerjaanku ini. Aku sudah membantu menyelesaikan urusanmu. Jangan ganggu aku!" Wina malah menghardik Theo. Tanpa menunggu jawaban dari pria itu Wina melangkah masuk ke kanto
